Ada Apa GPD-Alur Barito Mengunjungi Situs Leluhur Nayu Ngenuh Di Desa Katapang?

BARITO UTARA, SINURBERITA.COM
Melestarikan Situs Leluhur Suku Dayak adalah bagian penghormatan besar bagi organisai Dayak atau yang disebut organisaai GPD-Alur Barito yang hari ini Sabtu, 15 Oktober 2022 sedang mengunjungi Balai Ngenuh di Desa Katapang, Kecamatan Gunung Timang, Kabupaten Barito Utara di Provinsi Kalimantan Tengah untuk melaksanakan Ritual Ngulas Ngaring, Nganti Ulap Nayu Singa Ngenuh sekaligus pelaksanaan sumpah sedarah bagi angota organisasi.
Siapa Kita..? “Dayak”!
Siapa Kita..? “Dayak”!
Dimana..? “Ditanah Keluhur Sendiri”!
“Suara keras dan kompak diserukan bersama oleh angota organisasi setelah penyambutan secara adat oleh tokoh masyarakat, lembaga mantir adat yang pelaksanaanya dipandu langsung oleh kepala desa Katapang.

Dalam kata sambutanya, Julianto selaku kepala desa menyampaikan, “Terima kasih kepada organisasi GPD-Alur Barito ini adalah kunjungan (I) dari organisasi dayak. Setelah peresmian penetapan pemindahan balai ini oleh Bpk. H. Nadalsyah (Koyem) selaku Bupati Barito Utara, bertepatan dengan kita dilanda virus Covid -19, situs ini sepi pengunjung. Namun setelah ini, kami siap menyambut siapa saja yang berniat datang untuk turut melestarikan atau hajatan ketempat ini”, papar Julianto.
Pelaksanaan ritual dipimpin oleh beberapa tokoh, terutama Merek selaku Pawang, Demang KA Yulia Mensen, dan tetua lainya berjalan lancar mulai ritual yang disebut Papat Pamang, Tabur teber, Nenrek Okan Nayu hingga seluruh angota organisasi secara bergantian naik tangga biasa dan turun melalui tangga sebelah untuk melakukan Palas Nayu Ngenuh yang berada diatas lantai 2 dengan dipangku pimpinan ormas yang sekalian mengantikan kain merah sebagai tukar sarung dan kalambu Nayu yang terus dipandu oleh beberapa orang. Terkait acara pantang dan pali, agar tidak terjadi kesalahan pelangaran ritual supaya segala Do’a dan hajat dapat dikabulkan leluhur hingga acara ritual langsung pemajangan kain merah disekeliling balai berlangsung sekitar 4 Jam.
Pada acara adat selanjutnya yang disebut Paner Jampa, Hison mewakili rekan-rekanya menyampaikan, “Organisasi GPD-Alur Barito ini terbentuk dari pemikiran-pemikiran para tokoh dayak, pemerintah bagian hukum adat dan hukum positip melalui beberapa kali rapat dengan tujuan perkumpulan untuk menyatukan orang dayak dalam mempertahankan adat, budaya, tradisi, tanah ulayat adat, hutan ulayat adat di tanah leluhur sendiri terutama di sepanjang aliran Sei. Barito dimana ada anggota atau cabang organisasi termasuk tugas utama untuk menetralisir ormas-ormas makar serta mengajarkan agar siapapun saudara atau Investasi agar hidup beradat ditanah dayak dengan mensejahterakan masyarakat agar tidak dipandang hanya untuk merampok SDA”, tegasnya.
Ditambahkannya, “Apalagi sebentar lagi kalimantan akan resmi menjadi Ibu Kota Negara (IKN). Jangan sampai kita tersingkir dari tanah sendiri, maka kita buat wadah perkumpulan khusus untuk orang dayak yang pusat kepengurusannya berada di daerah kita sendiri yaitu di kota muara teweh yang saat ini proses perijinan masih dalam pengurusan dan Menkumhamnya sudah diterima aplikasi”, tutur Hison.
Hal serupa disampaikan oleh Sukma selaku Sekjen dan Habip Saidina Titis Man selaku pimpinan Spiritual organisasi saat diwawancarai beberapa media pada lokasi.
- Bupati Anne Targetkan Purwakarta Raih Penghargaan Swasti Saba Wiwerda
- Irjen Teddy Minahasa Dituntut Hukuman Mati Dalam Kasus Narkoba
- Amsyong! Dibatalkan FIFA, Indonesia Nyaris Rugi Rp1 T
- Kejati Babel Tahan AC dan HA, Jika Masih Mangkir DY Segera Ditetapkan DPO
- Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U – 20
Setelah serah terima laung dayak dan baju merah kebesaran GPD-Alur Barito kepada Kepala Mantir Adat, Supriadi, Demang Senior dan Julianto (Kades) sebagai bukti penghormatan dan siap bergabung dalam bentuk kebersamaan masyarakat adat, berdampingan dengan Robinson selaku Demang Majelis Kaharingan seorang tokoh masyarakat Barito Utara Yulia Mensen menyampaikan, “Hari ini adalah momen penting. Kita sangat mencintai GPD-Alur Barito yang sudah terbentuk yang hari ini sudah berkunjung ke situs budaya yang kita hormati dan kita banggakan Ini bukan sekedar situs tetapi ini adalah leluhur nenek moyang yang patut kita hormati bersama kerna beliau (Nayu Ngenuh) ini tidak sembarang orang, ini manusia tetapi bukan manusia biasa, itu untuk dipahami kita bersama.
“Pada hari ini GPD-Alur Barito sudah memberikan salam hormat kepadanya dengan segala sasajen hinga ritual tuntas kita lansanakan kepada leluhur yang kita bangakan yang bisa membantu kita dalam hal positip walau tidak kelihatan wujudnya tapi kita yakin leluhur dayak ini hadir direngah-tengah kita saat ini”, terangnya.
“Adapun hal lain intuk diketahui bahwa pada bulan November ini adalah hari ulang tahun (Nayu Ngenuh) di desa katapang ini maka sangat dibutuhkan kerja sama semua elemen kerna bila melaksanakan ulang tahunya acaranya harus Bokas”, tutup Yulia Mensen. (*YURIN)