Habiskan Rp9 T, Ridwan Kamil : LRT Palembang Proyek Gagal, Enggak Ada Penumpangnya!

SINURBERITA.COM – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil secara blak-blakan melontarkan kritik dengan mengatakan pembangunan light rail transit atau LRT Palembang gagal karena salah dalam perencanaan. LRT tersebut juga diklaim hanya menjadi fasilitas pendukung dalam agenda Asian Games 2018. Dia melihat adanya kegagalan dalam mengambil keputusan dalam pembangunan transportasi massal itu.
Baca juga : Lebih Kaya dari Kapolri, Kapolsek Siantar Martoba Punya Harta Rp. 11 Miliar
“Saya kasih tau kegagalan decision Rp9 triliun itu LRT Palembang. Decision based-nya political decision, not planning decision. Ini karena mau ada Asian Games, harus ada koneksi dari Palembang ke Jakabaring,” kata Ridwan Kamil di Fablab Correctio Jababeka, Cikarang, Jumat (21/10/2022).
Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan dia sempat mengkritik pembangunan LRT yang disebutnya belum dibutuhkan untuk masyarakat di sana. Namun, apa yang terjadi, opininya kalah dengan kepentingan politik Nasional untuk menyukseskan event Asian Games yang amat kuat.

“Nah, sekarang apa yang terjadi? Nggak ada penumpangnya, itu Rp9 triliun,” ujarnya.
Sebelumnya, salah satu pengembang di koridor timur Jakarta meminta restu untuk menambah moda transportasi MRT (mass rapid transit) yang dapat menyambungkan dengan kawasan DKI Jakarta.
Terkait hal itu, Kang Emil menekankan perlunya pertimbangan dan kepastian akan seberapa besar potensi penumpang di kawasan tersebut. Alih-alih MRT, dia lebih menawarkan untuk penggunaan busway.
Baca juga : Ibu Kota Nusantara, Sejarah dan Peradaban Baru Indonesia
“Kok Jakarta berhasil? Ya dia padat kok [populasi]. Makanya yang paling realistis hari ini ada koneksi aja ke Cikarang kan, kereta lebih banyak atau ditarik lagi ke daerah lain. Saya bisa bantu bikinin stasiun,” ungkapnya.
Jika memang angkutan massal MRT dibutuhkan, Kang Emil meminta 21 pengembang di kawasan Cikarang untuk berkumpul dan membuat kajian detail terkait kesiapan populasi.
“Tentukan rutenya mau mulai dari mana, kan MRT bukan interregion. MRT itu 1 triliun per kilometer. Kalau 22 km mungkin pemerintah daerah nggak akan kuat. Semua pembangunan MRT itu pun biaya federal pemerintah pusat,” terangnya. (*red/Glr)
- Bupati Anne Targetkan Purwakarta Raih Penghargaan Swasti Saba Wiwerda
- Irjen Teddy Minahasa Dituntut Hukuman Mati Dalam Kasus Narkoba
- Amsyong! Dibatalkan FIFA, Indonesia Nyaris Rugi Rp1 T
- Kejati Babel Tahan AC dan HA, Jika Masih Mangkir DY Segera Ditetapkan DPO
- Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U – 20