Makna dan Tradisi Hari Ibu Dalam Masyarakat MinangKabau

Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember di Indonesia. Hari ibu merupakan momentum yang sangat penting, dimana pada di hari ibu ini identik dengan rasa terima kasih seorang anak kepada ibunya atas apa yang diberikan untuk anaknya, baik itu jasa, pengetahuan, perjuangan, perngorbanan, dan kasih sayang. Dan ibu juga berperan sebagai orang pertama yang memberikan pendidikan bagi anak-anaknya dan menompang keharmonisan dalam keluarga. Banyak segala jasa yang telah dilakukan oleh seorang ibu , baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung. Makna hari ibu juga memiliki kedalaman yang khas karena bertumpu pada sistem sosial dan budaya yang menjunjung tinggi kedudukan perumpuan, khususnya ibu, dalam struktur adat dan kehidupan sehari-hari

Secara budaya MinangKabau hari ibu memiliki makna yang penting karena berkaitan dengan sistem kekerabatan yang matrilineal. Yaitu sistem garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu. Karena sistem ini menempatkan perempuan, khususnya ibu sebagai pusat garis keturunan, pewaris nilai, identitas, dan penjaga berlangsungan adat. Anak-anak di MinangKabau memperoleh suku, rumah gadang, serta tanah pusaka melalui garis ibu. Oleh karena itu, di masyarakat MinangKabau figure seorang ibu juga berperan penting sebagai pendidik generasi, identitas kaum dan penjaga nilai adat.

Secara adat, perempuan di MinangKabau sering disebut sebagai ‘limpapeh rumah nan gadang’, yang berarti tiang penyangga utama rumah gadang. Ungkapan ini menggambarkan sebuah peran seorang ibu sebagai penjaga stabilitas keluarga dan kaum. Ibu bukan hanya mengurus urusan domestik, tetapi juga juga menjadi simbol kehormatan dan martabat pada keluar. Dalam konteks ini, hari ibu dalam masyarakat MinangKabau bukan hanya sekedar perayaa simbolik, tetapi sebagai momentum yang menegaskan kembali bahwa nilai-nilai adat yang menempatkan ibu sebagai figure sentral.

Makna hari ibu dalam MinangKabau juga berkaitan dengan konsep bundo kanduang. Bundo kanduang merupakan representasi ideal perempuan MinangKabau yang memiliki watak bijaksana, beradat, dan bertanggung jawab terhadap keluarga dan masyarakat. Sosok bundo kanduang tidak hanya menjadi cerminan teladan dalam rumah tangga, tetapi juga memiliki peran moral dalam kehidupan sosial. Dan pada hari ibu, penghormatan terhadap ibu sering kali dimaknai sebagai tanda penghormatan terhadap nilai-nilai bundo kanduang yang dijunjung tinggi pada adat MinangKabau.

Dalam tradisi, peringatan hari ibu di MinangKabau tidak selalu diwujudkan dalam bentuk perayaan besar atau seremonial resmi. Sebaliknya, penghormatan kepada seorang ibu lebih sering diekspresikan melalui melalui tindakanyang sederhana namun mamiliki makna yang dalam. Anak-anak menunjukkan bakti dengan membantu melakukan pekerjaan rumah, berkata dengan tutur kata lembut, tidak membantah, menjaga perasaannya, dan dapat menjadi tempat curhat ketika ibunya membutuhkan tempat curhat. Dalam keluarga yang masih kuat memegang adat, ibu juga mengajarkan anak-anak untuk tidak melanggar nilai sopan santun dan adat.

Selain itu, ibu sering menjadi refleksi di MinangKabau dalam keluarga untuk mengingatkan kembali jasa ibu dalam mendidik anak-anak, terutama dalam menanamkan nilai agama dan adat. Ibu juga berperan penting dalam adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, yaitu prinsip hidup masyarakat MinangKabau yang mengintergrasikan adat dengan ajaran islam, pendidikan moral, etika berbicara, serta cara bersikap dalam bermasyarakat. Semua itu sudah banyak ditanamkan oleh ibu semenjak anaknya masih usia dini.

Dan tradisi merantau yang kuat dalam masyarakat MinangKabau juga memberikan warna tersendiri pada maksa hari ibu. Banyak anak MinangKabau yang tinggal jauh dari kampung halaman untuk mencari ilmu atau mencari tempat penghasilan demi memenuhi kecukupan di kehidupan sehari-hari. Ketika hari ibu mereka bisanya mengungkapkan rasa rndu dan hormatnya kepada ibunya melalui pesan, doa, atau jika memungkinkan mereka akan pulang kampung demi bertemu kembali. Kerinduan terhadap ibu sering kali menjadi simbol ikatan dari ikatan emosional yang kuat walaupun terpisah jarak.

Peringatan hari ibu juga diperingati dengan kegiatan keagamaan atau adat, seperti pengajian, doa bersama, atau diskusi adat yang menekankan peran perempuan dan ibu dalam masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuatkan generasi muda tentang pentingnya menghormati ibu dan menjaga nilai-nilai adat di MinangKabau yang mengalami perubahan zaman.

Pada era modern, makna hari ibu di MinangKabau mengalami penyesuaian tanpa kehilangan esensi. Perempuan di MinangKabau kini banyak yang berperan di ranah publik seperti di pendidik, pekerja, dan pemimpin. Namun tetap memegang peran penting dalam keluarga. Hari ibu menjadi pengingat bahwa modernitas tidak mengikis nilai penghormatan pada ibu, melainkan memperkuat pengakuan atas peran ganda yang di jalani perempuan.

Dengan demikian, hari ibu dalam masyarakat MinangKabau memiliki makna yang mendalam dan khas. Bukan hanya sekedar perayaan kasih sayang, tetapi juga sebagai refleksi nilai adat, sistem matrilineal, dan penghormatan kepada ibu sebagai penjaga identitas budaya. Tradisi dan makna ini menunjukkan bahwa di budaya MinangKabau, ibu bukan hanya sekedar figure keluarga tetapi juga sebagai fondasi utama dalam keberlangsungan adan dan kehidupan sosial di masyarakat. Tidak di hari ibu tetapi kita tetap harus menghormati ibu kapanpun itu.

Penulis: Aini Nini Malyni
Mahasiswi Universitas Andalas, Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Sastra Jepang

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar