TAPTENG, SINURBERITA.COM – Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, SH, MH mengeluarkan imbauan tegas kepada masyarakat agar tidak mengolah secara pribadi kayu-kayu yang terbawa banjir bandang dan longsor di berbagai wilayah. Hal tersebut disampaikan Bupati Tapteng saat meninjau lokasi terdampak bencana. Minggu (7/12/2025).
Lebih lanjut ia mengungkapkan, kayu-kayu tersebut, yang kini menumpuk di sejumlah titik seperti Badiri dan Tukka, merupakan aset bersama yang harus dikelola untuk membantu warga terdampak bencana. Ia menegaskan, bahwa seluruh material kayu yang terbawa arus banjir akan diolah oleh pemerintah daerah untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
“Kayu yang ada di Badiri nanti kita olah untuk dibagikan kepada masyarakat. Begitu juga yang ada di Tukka. Pokoknya semua kayu yang ada saat ini yang dibawa banjir itu akan kita kelola,” ujarnya.
Ia meminta warga menghentikan praktik pengambilan atau pengolahan secara perorangan, apalagi jika dilakukan untuk dijual kembali. Menurutnya, hal tersebut tidak hanya merugikan warga lain, tetapi juga dapat memicu ketidakadilan di tengah situasi darurat.
“Jangan lagi ada yang mengolah secara perorangan, apalagi diolah untuk dijual. Banyak masyarakat kita yang butuh. Jangan hanya untuk kepentingan dan keuntungan pribadi,” tegas Bupati.
Bupati Masinton juga menjelaskan bahwa pengolahan kayu secara terpusat akan memastikan distribusi yang lebih adil dan tepat sasaran. Pemerintah daerah berkomitmen mengolah setiap kayu yang tersedia agar dapat menjadi bahan bangunan atau kebutuhan lain bagi warga yang kehilangan rumah dan harta benda.
Imbauan ini sekaligus menjadi edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya solidaritas, kebersamaan, dan transparansi dalam penanganan pascabencana. Di tengah duka dan kerusakan yang masih luas, Bupati mengajak warga untuk mengutamakan nilai gotong royong.
“Setiap kayu yang ada akan diolah dan dibagikan kepada masyarakat setempat yang terdampak.”
Dengan pengelolaan terpadu, pemerintah berharap bantuan material dapat tersalurkan secara merata dan mempercepat pemulihan warga yang kini masih berjuang memulai kembali kehidupan pasca bencana. (*Ast)


















