SINURBERITA.COM || JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan pada pembukaan perdagangan usai reshuffle kabinet Kementerian Keuangan. Purbaya Yudhi Sadewa kini resmi menggantikan Sri Mulyani. Selasa (9/9/2025).
IHSG hari ini dibuka di level 7.748 atau sedikit lebih rendah dari level penutupan pada perdagangan Senin (8/9/2025) yang anjlok 1,28 persen ke 7.766. Meski pada 10 menit awal IHSG menghijau ke kisaran 7.760-7.790, tidak lama kemudian IHSG anjlok ke level di bawah 7.700.
Mengutip aplikasi Ajaib, mayoritas saham berdasarkan sektornya mengalami pelemahan, antara lain infrastruktur (-1,4 persen), keuangan (-1,3 persen), dan konsumer siklikal maupun non-siklikal (masing-masing sekitar 0,9 persen). Sementara itu, ada tiga sektor yang masih tumbuh positif, yakni sektor bahan baku (0,7 persen), perindustrian (0,32 persen), dan transportasi (0,19 persen).
Sementara itu, Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, dalam laporan analisisnya hari ini, menilai, pelemahan IHSG terjadi lantaran pasar kaget dengan penggantian Sri Mulyani yang telah menjabat sebagai Menteri Keuangan sejak 2016.
Menurut dia, Sri Mulyani telah membangun reputasi yang kuat dalam hal kehati-hatian dan transparansi ketika mengelola anggaran negara (APBN) dengan penekanan pada keberlanjutan fiskal yang disesuaikan dengan dinamika global.
Di sisi lain, sosok pengganti Sri Mulyani sebagai menteri keuangan, yaitu mantan Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, bukanlah orang baru di pasar. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Ekonom di Danareksa Research Institute dari tahun 2005 hingga 2013 dan Direktur PT Danareksa (Persero) dari tahun 2013 hingga 2015.
Menteri Keuangan Purbaya dinilai akan tetap menjalankan mandat utama Presiden Prabowo, yakni mempercepat pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Hal ini disampaikan Purbaya dalam wawancaranya kepada wartawan seusai pelantikan di Istana Negara.
”Kami melihat bahwa kebijakan fiskal ke depan kemungkinan akan semakin agresif dalam mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan mengoptimalkan peran sektor swasta dan pemerintah. Pasar sedang menunggu kejelasan mengenai komitmen terhadap disiplin fiskal, transparansi pengelolaan anggaran, dan pembiayaan untuk program-program prioritas pemerintah,” ujar Rully.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia, kata Rully, memperkirakan pelemahan pasar saham masih berpotensi berlanjut minggu ini.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, dihubungi terpisah, juga memprediksi, IHSG akan cenderung melemah di rentang 7.670 sampai dengan 7.890.
Audi menilai, pasar masih menanti pernyataan lain dari Purbaya terkait strateginya melanjutkan tugas negara di bidang ekonomi. ”Saat ini, pasar menantikan pernyataan resmi dari Purbaya, khususnya terkait kebijakan fiskal dan rencana anggaran mendatang sehingga menegaskan kontinuitas dan risiko mereda,” katanya.
Sejauh ini, menurut dia, sentimen pergantian menteri keuangan belum berdampak positif ke pasar. Kendati demikian, jelang penutupan perdagangan kemarin, beberapa saham rokok mengalami kenaikan harga mendadak sehingga mendongkrak saham di indeks perusahaan primer atau nonsiklikal tetap positif 0,7 persen.
Harga saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) melonjak 17,76 persen ke level Rp 630 per saham. Harga saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 12,5 persen ke level Rp 9.900 per saham. Kemudian, saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) pada penutupan perdagangan kemarin ditutup naik 16,35 persen ke posisi Rp 925 per saham.
Kenaikan itu, menurut catatannya, dipicu permintaan investor domestik yang mungkin terimbas kebijakan cukai rokok yang ketat dari Kementerian Keuangan. Investor asing sendiri pada Senin (8/9/2025) hanya masuk ke emiten HMSP sebesar Rp 272 juta, sedangkan asing mencatatkan penjualan bersih di saham GGRM Rp 92 juta dan WIIM Rp 78 juta. Sayangnya, harga tiga saham rokok itu berbalik minus 3 persen pada perdagangan Selasa.
”Kami menilai penguatan ini hanya sesaat seiring dengan kondisi tekanan kinerja (emiten rokok) di semester I-2025 seiring dengan margin yang semakin tipis,” kata Audi.
Di luar sentimen Menteri Keuangan, Audi mengatakan, pasar juga akan bergerak mengikuti tren harga emas yang kembali mencetak rekor baru. Pagi ini, harga emas dunia menyentuh level tertinggi sepanjang masa di posisi 3.650 dollar AS per troy ons. Harga itu melonjak 7,26 persen dalam sebulan terakhir.
Saham-saham yang berkaitan dengan tambang dan pengolahan emas pun ikut tersengat lonjakan harga emas. Selasa (9/9/2025), saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sampai pukul 10.00 WIB naik sekitar 7 persen ke posisi Rp 3.880, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) naik sekitar 3 persen ke level Rp 520 per saham. (*red)
Sumber: kompas.id