LUMAJANG | SINURBERITA.COM
Kenaikan harga bahan pokok tidak menjadi penghalang bagi warga Kelurahan Ditotrunan, Lumajang, untuk tetap memenuhi kebutuhan pangan mereka. Dengan semangat gotong royong, warga berhasil mengelola Kebun Sayur Mandiri, sebuah inovasi berbasis komunitas yang kini menjadi sumber pangan gratis bagi banyak keluarga.
Kebun seluas 500 meter persegi ini ditanami beragam jenis sayuran seperti cabai, tomat, bawang daun, serta sayuran lainnya yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari. Setiap warga dapat memetik hasil panen tanpa biaya, dengan aturan sederhana, yakni hanya mengambil secukupnya agar manfaatnya bisa dinikmati bersama.
Lurah Ditotrunan Heyin Krida Laksono menyampaikan apresiasi atas inisiatif warga yang dinilai mampu meringankan beban ekonomi masyarakat, terutama dalam menghadapi gejolak harga pangan.
“Ini adalah bentuk pemberdayaan yang luar biasa. Warga tidak hanya mendapatkan sayuran gratis, tetapi juga membangun solidaritas dan kemandirian pangan. Kami dari pemerintah akan terus mendukung upaya seperti ini agar semakin berkembang,” ujar Heyin saat dikonfirmasi, Sabtu (8/2/2025).
Keberadaan kebun gotong royong ini disambut antusias oleh warga. Maisaroh, salah satu warga yang rutin memanfaatkan hasil kebun, mengaku bahwa inisiatif ini sangat membantu keluarganya.
“Alhamdulillah, pengeluaran rumah tangga jadi lebih ringan karena kami bisa mendapatkan sayuran tanpa perlu ke pasar. Semoga kebun ini terus berkembang dan semakin banyak warga yang ikut serta,” katanya.
Selain sebagai solusi ketahanan pangan, kebun ini juga menjadi sarana edukasi bagi anak-anak dan remaja setempat. Mereka diajarkan bagaimana menanam, merawat, serta memahami pentingnya ketahanan pangan berbasis komunitas.
“Anak-anak di sini jadi tahu cara bercocok tanam sejak dini. Ini bisa menjadi bekal keterampilan bagi mereka di masa depan,” ujar seorang warga lainnya.
Pemerintah Kelurahan Ditotrunan berencana menjadikan kebun ini sebagai model percontohan yang dapat diterapkan di wilayah lain. Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan lebih banyak lingkungan yang memanfaatkan lahan kosong untuk kebutuhan bersama.
“Kami ingin program ini diperluas ke RW lain. Pemerintah siap mendukung baik dari aspek pendampingan maupun bantuan fasilitas agar semakin banyak warga yang terbantu,” tambah Heyin.
Keberhasilan warga RW 02 dalam mengelola kebun gotong royong membuktikan bahwa kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dapat menciptakan solusi nyata bagi tantangan ekonomi. Dengan memanfaatkan lahan yang tersedia dan bekerja sama, masyarakat tidak hanya menciptakan ketahanan pangan tetapi juga mempererat nilai kebersamaan.
Ketika harga pangan terus berfluktuasi, Kebun Sayur Mandiri RW 02 menjadi bukti bahwa pemberdayaan komunitas adalah kunci menghadapi tantangan ekonomi. Semoga inspirasi ini dapat menyebar dan diterapkan di berbagai daerah lain. (*J2R/An-m/InfoPublik)