SINURBERITA

Menyuarakan Kepentingan Rakyat

DAERAH EKONOMI BISNIS HUKUM NUSANTARA

Warga Bakit Pertanyakan Dana Kompensasi Kapal Isap, Badri : Ayo Silahkan Kalau Mau Mengadu Kemana-mana

BANGKA BELITUNG, SINURBERITA

Salah satu perwakilan warga Desa Bakit Kecamatan Parit Tiga Kabupaten Bangka Barat yang identitasnya minta dirahasiakan mempertanyakan dana kompensasi Kapal Isap Produksi (KIP) yang disalurkan melalui Forum Masyarakat Pesisir Bakit (FMPB) yang di ketuai oleh Badri beroperasi di wilayah perairan laut mereka sejak november 2021  lalu.

Menurut warga yang tidak berkenan identitasnya disebutkan, mengatakan bahwa masih ada dana yang belum dijelaskan secara transparan kepada warga ketika ditemui media ini, Kamis (23/2/2024).

“Sesuai selebaran yang kita terima, ada beberapa sumber dana yang kita rasa belum ada penjelasan dan transparan, atau pemberian kepada warga Bakit. Kalau yang ada di selebaran tersebut benar adanya, bila dihitung jumlah tonase dan dikalikan dana yang tertera pada selebaran tersebut tentu jumlahnya cukup fantastis, hingga mencapai milyaran rupiah,” sebut sumber yang bisa dipertangung jawabkan bila suatu saat dibutuhkan.

Baca juga : Jaksa Agung : Tindak Tegas Penyimpangan Pengelolaan Keuangan Desa sesuai UU

Dikatakannya, “Dana yang ada diselebaran tersebut nominalnya 9250/kg basahnya, akan tetapi ada beberapa rincian. Yang dipertanyakan tersebut, ada dana taktis 200/kg basah, dana sosial 250/kg basah, dan dana team jasa utama 2000/kg basah. Nah dana tersebut kemana?. Sementara yang diterima warga hanya 1500/kg basah untuk nelayan,dan 1500/kg basah untuk masyarakat biasa. Sementara team jasa utama tersebut 2000/kg basah, ini team jasa utamanya siapa?”, tanya narasumber yang penuh rasa kecewa.

“Lantas kenapa penyaluran dana tersebut harus lewat yayasan, sedangkan KIP kerjanya legal kemudian diserahkan kepada forum nah sebenarnya ini ada apa?”, kembali tanya Nara sumber.

Saat disinggung apa nama yayasan yang dimaksud, narasumberpun kembali bertanya? Nah inilah yang membuat kita sebagai warga jadi binggung, hanya ada namanya akan tetapi keberadaan yayasannya kita juga tidak mengetahui,” ujar narasumber.

Kembali dijelaskan narasumber tentunya pihak PT. Timah mengeluarkan dana tersebut sesuai dengan rincian yang tertera.

“PT. Timah tidak mungkin mengeluarkan dana tersebut tanpa ada rincian, serta tonase juga pasti dijelaskan. Sementara pihak masyarakat tidak pernah dijelaskan oleh pihak forum berapa jumlah tonase saat pembagian berlangsung. Tahunya terima duit sekian tanpa mengetahui berapa rincian tonasenya,” sesal narasumber.

“Lantaran baru mengetahui bahwa sebelum aktifitas KIP berjalan awal november 2021, ternyata selebaran yang mengatasnamakan FMPB sudah ada terlebih dahulu ditetapkan tanggal 5 september 2021. Kalau kebenaran dari selebaran atas nama forum tersebut kenapa tidak disosialisasikan, artinya wajar saja kita bertanya seputar rincian yang tertera dalam selebaran tersebut,” sambung narasumber. 

Sementara, Badri selaku Ketua Forum Masyarakat Pesisir Bakit (FMPB) saat dikonfirmasi terkait perihal tersebut justru mengatakan, “Masalah apa lagi yang kurang jelas dan transparan”, ucapnya dengan nada tinggi.

“Disitukan sudah jelas untuk masyarakat nelayan 1500, masyarakat biasa 1500. Jadi masyarakat mana lagi yang kurang puas. Inikan sudah berjalan selama dua tahun, kapalnya saja sudah mau habis, sekarang saja masih tersisa satu yang beroperasi, maka saya mau tanya masyarakat yang mana. Kalau mereka belum mengerti datang saja kerumah biar saya yang kasih penjelasan. Kita kan satu kampung, setiap hari melihat, setiap hari kita ngobrol, ada orang matipun kita selalu bersama sama,” kata Badri dengan nada sedikit meninggi.

Badri pun mempersilakan untuk membuat aduan terhadap dirinya. “Kalau mau mengadu kemana-mana ayo silahkan adu. Akan tetapi kalian selaku narasumbernya harus bertanggung jawab. Saya tidak mau kalau tidak ada narasumber yang bertanggung jawab,” pinta Badri.

Saat di singgung apakah benar ada dana taktis, dana sosial dan team jasa utama. Badri dengan tegas menepis terkait dana tersebut.

“Kalau hanya rupiah-rupiah yang dipermasalahkan saya tidak mau, karena saya tidak tau”, ujarnya. (*red/Hry)

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *