SINURBERITA.COM | KAB. SIMALUNGUN –
Sejumlah elemen masyarakat Huta I Simp. Jambi Nagori (Desa) Bosar Nauli mempertanyakan keberadaan adanya dugaan ketidakberesan dalam pengerjaan jembatan beton dan Parit pasangan yang diduga menyalahi aturan. Masyarakat mensinyalir adanya dugaan ketidakberesan dalam pengerjaan jembatan beton dan Parit pasangan yang berada di jalan Huta 1 Simp. Jambi Nagori Bosar Nauli, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun.
Begitulah ungkapan warga kepada wartawan media ini saat meninjau pekerjaan Jembatan Beton dan Parit Pasangan di Huta l Simp. Jambi Nagori Silobosar, pada hari Jumat (15/11/2024).
“Kami merasa kecewa melihat kinerja ibu Pangulu. Awal pengerjaan menurut informasi yang berkembang sudah berjalan lebih dari dua Minggu, tapi tidak diketahui berapa besaran biayanya”, ujarnya kepada wartawan.
Berdasarkan pantauan awak media di lapangan, papan informasi proyek tersebut tidak terlihat. Dan para pekerja juga sedang tidak ada di sekitar lokasi proyek.
Untuk diketahui bersama, dimana setiap pekerjaan proyek bangunan fisik yang dibiayai oleh negara wajib memasang papan informasi sebagai bentuk transparansi dan pertanggungjawaban terhadap publik. Mengingat, sumber dana desa yang digunakan dalam melakukan pembangunan proyek tersebut dari negara yang dihimpun dari uang rakyat sehingga harus kembali pada rakyat sesuai peruntukannya.
“Papan nama proyek tersebut harusnya memuat terkait jenis kegiatan, lokasi proyek, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu atau lama pekerjaan, akan tetapi sayangnya tidak ada,” kata salah satu Warga masyarakat yang tidak ingin ditulis namanya, pada Jumat (15/11/2024).
Hingga berita ini dipublikasi, belum juga ada papan nama proyek terpasang, padahal pemasangan papan nama proyek merupakan implementasi azas transparansi, sehingga masyarakat dapat ikut serta dalam proses pengawasan dan pemasangan papan nama proyek seharusnya sejak dari awal pengerjaan proyek.
“Panjang pengerjaan jalan tersebut diperkirakan 2 meter lebih dan tidak diketahui siapa pelaksananya, waktu pengerjaan dan nilai dana desa pekerjaannya sehingga sulit untuk dilakukan pengawasan”, kata salah satu warga yang lainnya.
Demi pemberitaan yang berimbang, Wartawan media ini langsung menyambangi Kantor Pangulu (Kepala Desa) Nagori Bosar Nauli, namun sangat disayangkan pangulunya tidak berada di kantornya. Sungguh sangat miris, walaupun masih waktu jam kerja kantor atau sekitar pukul 10:28 WIB, tidak satupun perangkat desa melakukan aktivitas dikantor. Wartawan media ini kembali melakukan konfirmasi melalui pesan aplikasi WhatsApp, namun sangat disayangkan hingga rilis dikirim ke redaksi memilih bungkam saat dikonfirmasi seakan mengaminkan dugaan korupsi pada proyek tersebut. (*Heru)